Header Ads

Gunung Raung

Gunung Raung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Raung)
Gunung Raung
Mount Raung.jpg
Ketinggian 3.344 m (10.971 kaki)
Lokasi
Raung berlokasi di Jawa
Raung
Raung
Lokasi Gunung Raung di peta Pulau Jawa
Letak Jawa Timur, Indonesia
Koordinat 8°7′30″LU 114°2′30″BTKoordinat: 8°7′30″LU 114°2′30″BT
Geologi
Jenis Stratovolcano
Letusan terakhir 2015
Gunung Raung (puncak tertinggi: 3.344 m dpl) adalah gunung berapi kerucut yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.
Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat[1]. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan, yang tertinggi, Puncak Sejati (3.344 m).[butuh rujukan]
Dilihat dari vegetasinya, Gunung Raung memunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Daftar isi

Letusan

Tipe Letusan

Letusan Gunung Raung bertipe letusan Strombolian, yaitu letusan kecil tetapi terus-menerus mengeluarkan pijar.[2] Gunung Raung juga memiliki sistem kawah yang terbuka, yang menyebabkan lava pijar yang dihasilkan akan kembali ke dalam kawah dan kecil kemungkinan meluber keluar kaldera.

Sejarah Letusan

Tanggal Keterangan Foto
1586 (?) Catatan paling awal letusan Gunung Raung.[3]
1593-1903 Terdapat 20 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1593-1903, yaitu letusan pada tahun 1593, 1597, 1638, 1730, sekitar tahun 1804, 1812-1814, sekitar tahun 1815, 1817, 1838, 1849, 1859, 1860, 1864, 1881, 1885, 1890, 1896, 1897, 1902, dan 1903.[4]
1913
COLLECTIE TROPENMUSEUM Eruptie van de vulkaan Raung Ijen-plateau TMnr 10024230.jpg
1915-1924 Terdapat 6 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1915-1924, yaitu letusan pada tahun 1915, 1916, 1917, 1921, 1924, dan 1924.[4]
1927-1928 Foto letusan Gunung Raung pada tahun 1927 diambil dari Kalibaru dan Glenmore COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op de Goenoeng Raoeng vanuit Kalibaroe op Oost-Java TMnr 60009932.jpg COLLECTIE TROPENMUSEUM Oost-Java de werkende vulkaan Raoeng in het Idjengebergte vanuit Glen More gezien TMnr 60009931.jpg
1928-1999 Terdapat 31 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1928-1999, yaitu letusan pada tahun 1928, 1929, 1933, 1936, 1937, 1938-1939, 1940, 1941, 1943, 1944-1945, 1953, 1955, 1956, 1971, 1973, 1974, 1975, 1976, 1977, 1978, 1982, 1985, 1987-1989, 1990, 1991, 1993, 1994, 1995, 1995(?), 1997, dan 1999.[4]
Juli 2000

Juni-Agustus 2002

April-Oktober 2004

Juli-Agustus 2005

Agustus 2007

19 Oktober 2012 Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya satu lubang magma.[5]
Juli 2015 Aktivitas vulkanis Gunung Raung meningkat sejak tanggal 21 Juni 2015. Raung eruption 22 July 2015.jpg

Letusan 2015

Laporan mengenai peningkatan aktivitas diberikan sejak tanggal 21 Juni 2015. Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya dua lubang magma sehingga diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar. Material pijar mulai menyembur pada tanggal 26 Juni 2015 dan rangkaian letusan terjadi sejak tanggal 4 Juli 2015. Karena lubang magma terletak pada kawah yang dalam, semburan material pijar tidak keluar dari kawah. Meskipun demikian, daerah di sekitar Gunung Raung dituruni hujan abu serta merasakan gempa tremor[6]. Rangkaian letusan ternyata terus berlanjut pada hari-hari selanjutnya sehingga mulai mengganggu perhubungan udara. Terhitung mulai tanggal 10 Juli 2015, akibat dikeluarkannya notice to airmen dari regulator penerbangan udara (Kementerian Perhubungan Republik Indonesia), lima bandar udara ditutup dan tidak melayani penerbangan rutin. Lima bandara tersebut adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember[7]. Pada tanggal 16 Juli 2015, tiga bandar udara utama Jawa Timur yaitu Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo; Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang[8]; serta Bandara Trunojoyo, Sumenep juga ditutup[9]. Pada hari-hari berikutnya, secara tidak tetap bandar-bandar udara tersebut ditutup untuk sementara kemudian dibuka kembali. Bandara paling terdampak adalah Bandara Notohadinegoro (Jember) dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi). Sampai tanggal 5 Agustus 2015, Bandara Blimbingsari adalah satu-satunya bandara yang masih ditutup[10].

Galeri

Lihat pula

Referensi

Pranala luar


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.