Gunung Penanggungan
Gunung Penanggungan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Penanggungan | |
---|---|
Ketinggian | 1.653 m (5.423 kaki) |
Lokasi | |
Letak | Jawa Timur, Indonesia |
Koordinat | 7,615°LS 112,62°BT |
Geologi | |
Jenis | Stratovolcano |
Gunung Penanggungan (dahulu bernama Gunung Pawitra) (1.653 m dpl) adalah gunung berapi kerucut (istirahat) yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Posisinya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur), berjarak kurang lebih 55 km dari Surabaya. Gunung Penanggungan merupakan gunung kecil yang berada pada satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang jauh lebih besar. Gunung Penanggungan sering disebut sebagai miniatur dari Gunung Semeru,
karena hamparan puncaknya yang sama-sama terdapat pasir dan batuan yang
luas. Menurut kepercayaan Jawa Kuna, Gunung Penanggungan merupakan
salah satu bagian puncak Mahameru yang dipindahkan oleh penguasa alam.
Penanggungan merupakan salah satu gunung suci dari sembilan gunung suci
di Jawa.
Dilihat dari sisi sejarah, gunung ini memiliki nilai yang penting. Di
sekujur lereng gunung ini ditemui berbagai peninggalan purbakala, baik
candi, pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa
Timur. Berdasarkan studi selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116
situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai
mendekati puncak gunung[1]. Beberapa struktur yang ditemukan adalah Gapura Jedong (926 Masehi), Petirtaan Jalatunda (abad ke-10), Petirtaan Belahan,
Candi Kendalisodo, Candi Merak, Candi Yudha, Candi Pandawa, dan Candi
Selokelir. Selain bangunan Hindu, ditemukan pula punden berundak dan
tempat pertapaan. Candi-candi di Gunung Penanggungan memiliki gaya yang
unik, yaitu bangunannya menempel pada dinding gunung/lereng, tidak
berdiri sendiri.
Vegetasi yang menutupnya merupakan kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Daftar isi
Rute Pendakian
Selain
sebagai kawasan sejarah dan ziarah, gunung berapi ini juga merupakan
sasaran pendakian. Dikarenakan tingginya yang relatif lebih rendah
daripada gunung lain disekitarnya, gunung ini cocok untuk dijadikan
media pemanasan atau sekedar berlibur. Ada empat jalur pendakian yang
umum digunakan, yaitu jalur:
Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol
Jalur ini dimulai dari arah utara Gunung Penanggungan yaitu Kabupaten Pasuruan.
Petirtaan Jalatunda Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
Pendakian melalui jalur ini bermula dari Petirtaan Jalatunda Desa Seloliman.
LMDH Tamiajeng, Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas
Jalur
pendakian Tamiajeng merupakan jalur yang paling ramai dilalui. Sehingga
jalannya pun sudah kelihatan jalan setapak yang sering dipakai
mondar-mandir. Dalam jalur ini terdapat 4 pos yang berada di bawah
puncak bayangan.
Kecamatan Ngoro[2]
Pada Jalur ini ada yang memullai dari desa Kunjoro Wesi atau Desa Jedong Kecamatan Ngoro
Galeri
Rujukan
- ^ Utomo, YW. Ditemukan 116 Situs di Gunung Penanggungan.. Kompas Daring. Edisi Kamis, 16 Januari 2014. Diakses 16 Oktober 2014.
- ^ Ishomuddin. Jalur Pendakian Gunung Penanggungan Ditutup. Tempo Daring. Edisi Selasa, 21 Oktober 2014. Diakses 11 November 2014.
Tidak ada komentar: