Gunung Slamet
Gunung Slamet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Slamet | |
---|---|
Ketinggian | 3.428 m (11.247 kaki) |
Daftar | Ribu |
Lokasi | |
Letak | Banyumas, Brebes, Tegal, Purbalingga, dan Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia |
Koordinat | |
Geologi | |
Jenis | Stratovolcano |
Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.
Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.
Daftar isi
Geologi
Sebagaimana gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Slamet terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia
di selatan Pulau Jawa. Retakan pada lempeng membuka jalur lava ke
permukaan. Catatan letusan diketahui sejak abad ke-19. Gunung ini aktif
dan sering mengalami erupsi skala kecil. Aktivitas terakhir adalah pada
bulan Mei 2009 dan sampai Juni masih terus mengeluarkan lava pijar.[1] Sebelumnya ia tercatat meletus pada tahun 1999.
Maret 2014 Gunung Slamet menunjukkan aktifitas dan statusnya menjadi
Waspada. Berdasarkan data PVMBG, aktivitas vukanik Gunung Slamet masih
fluktuatif. Setelah sempat terjadi gempa letusan hingga 171 kali pada
Jumat 14 Maret 2014 dari pukul 00.00-12.00 WIB, pada durasi waktu yang
sama, tercatat sebanyak 57 kali gempa letusan. Tercatat pula 51 kali
embusan. Pemantauan visual, embusan asap putih tebal masih keluar dari
kawah gunung ke arah timur hingga setinggi 1 km.[2]
Catatan sejarah
Sejarawan Belanda, J. Noorduyn berteori bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru, yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa (kata itu merupakan pinjaman dari bahasa Arab). Ia mengemukakan pendapat bahwa yang disebut sebagai Gunung Agung dalam naskah berbahasa Sunda mengenai petualangan Bujangga Manik adalah Gunung Slamet, berdasarkan pemaparan lokasi yang disebutkan [3].
Ekologi
Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montana, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Legenda Gunung Slamet
Gunung Slamet memiliki cerita legenda yang turun temurun. Nama slamet diambil dari bahasa Jawa yang artinya selamat.
Nama ini diberikan karena dipercaya gunung ini tidak pernah meletus
besar dan memberi rasa aman bagi warga sekitar. Menurut kepercayaan
warga sekitar, bila Gunung Slamet sampai meletus besar maka Pulau Jawa
akan terbelah menjadi dua bagian.[4]
Jalur pendakian
Jalur pendakian standar adalah dari Blambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden
dan dari Desa Gambuhan, Desa Jurangmangu dan Desa Gunungsari di
Kabupaten Pemalang. Selain itu ada pula jalur yang baru saja diresmikan
tahun 2013 lalu, yaitu jalur Dhipajaya yang terletak di Kabupaten
Pemalang.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di
sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air. Pendaki disarankan untuk
membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor penyulit lain
adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Jalur pendakian lainnya adalah melalui objek wisata pemandian air panas Guci,
Kabupaten Tegal. Meskipun terjal, rute ini menyajikan pemandangan yang
paling baik. Kawasan Guci dapat ditempuh dari Slawi menuju daerah Tuwel
melewati Lebaksiu.
Referensi
- ^ Mount Slamet continues spewing lava. The Jakarta Post. Edisi 4 Juni 2009.
- ^ . Detik http://news.detik.com/read/2014/03/16/190137/2527320/10/gunung-slamet-letupkan-lava-pijar-statusnya-tetap-waspada?9911012.
- ^ Noorduyn J. 2006. Three Old Sundanese Poems. KITLV Press. Leiden
- ^ Legenda, Mitos, dan Misteri Gunung Slamet
Tidak ada komentar: